Nama :
Arressetya Faza Hudiya Fadli
Kelas :
11115046
Mata Kuliah : Teori
Organisasi Umum2
Nama Dosen : Dodi
Arif
Ilmu Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau Communication berasal dari bahasa Latin yaitu communicatus
yang bersumber dari kata Communis yang memiliki arti ‘Pemberitahuan’
atau ‘Pertukaran pikiran’. Jadi Komunikasi yaitu suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
B.
Fungsi Komunikasi
Macam-macam fungsi komunikasi yaitu :
·
Menyampaikan pikiran atau perasaan
·
Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
· Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
· Mengetahui atau mempelajari dari
peristiwa di lingkungan
· Mengenal diri sendiri
· Memperoleh hiburan atau menghibur orang
lain.
· Mengurangi atau menghilangkan perasaan
tegang
· Mengisi waktu luang
· Menambah pengetahuan dan merubah sikap
serta perilaku kebiasaan
·
Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku
sebagaimana diharapkan
Selain Itu Fungsi Komunikasi juga dibagi menjadi 4 Kerangka yakni :
1.
Komunikasi sosial
Fungsi
komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang
lain.
2.
Komunikasi
ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis
bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi
tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi)
kita.
3.
Komunikasi ritual
Komunikasi rutual bertujuan untuk
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara,
ideology, atau agama mereka.
4.
Komunikasi
instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai
beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajak, mengubah sikap dan keyakinan,
dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur.
C.
Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi
yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang
yang terlibat dalam komunikasi.
Tujuan dari komunikasi efektif yaitu
memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan
Bentuk
komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan
Unsur-unsur dalam membangun komunikasi efektif :
- Berhadapan.
- Mempertahankan kontak mata.
- Membungkuk ke arah klien.
- Mempertahankan sikap terbuka.
- Tetap relax.
- Berhadapan.
- Mempertahankan kontak mata.
- Membungkuk ke arah klien.
- Mempertahankan sikap terbuka.
- Tetap relax.
D.
KARAKTERISTIK/TATANAN
KOMUNIKASI
Komunikasi
selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu.
Secara teoretis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara,
tergantung kategori yang kita gunakan. Misalnya, berdasarkan kategori jenis
muatan pesan, komunikasi dapat dibagi atas komunikasi politik, komunikasi
bisnis, komunikasi kesehatan, komunikasi sosial, dan sebagainya. Dilihat dari
jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang, banyak
orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan massa. Maka
berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat
terjadi dalam bentuk antarpribadi, kelompok, organisasi, massa dan antarbudaya.
Namun, sebelum terjadi komunikasi antarpribadi, terjadi komunikasi di dalam
diri komunikator, yang kita sebut komunikasi intrapribadi. Penggolongan
berdasarkan hal ini kita sebut tataran komunikasi. Berikut ini adalah
pembahasannya:
1.
Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal
communications)
Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau
lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Misalnya, Anda bertanya kepada
diri sendiri, “Dalam situasi ini, apa yang sebaiknya saya lakukan?” Dalam
komunikasi intrapribadi, Anda bertindak sebagai komunikator dan sekaligus
komunikan, orang kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Komunikasi
intrapribadi merupakan dasar komunikasi antarpribadi. Ketika berbicara dengan
orang lain, sesungguhnya Anda telah merampungkan suatu proses berkomu-nikasi
dengan diri sendiri, “Apa yang ingin saya tanyakan? Pesan apa yang akan saya
sampaikan? Bagaimana sebaiknya cara menyampaikannya?” Proses ini berlangsung
dengan cepat, nyaris tanpa disadari lagi, kecuali ketika Anda pertama kali
belajar berbicara atau pertama kali menggunakan bahasa asing yang belum terlalu
Anda kuasai. Dengan selesainya komunikasi intrapribadi, di mana manusia
melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya, maka ia masuk pada
tataran komunikasi antarpribadi.
2.
Komunikasi Antarpribadi (interpersonal
communications)
Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam kon-teks satu
komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu
komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadik: tiga orang). Lebih dari
tiga orang biasanya dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat
berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi
(nonmedia massa), seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator
relatif cukup mengenal komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima
secara simultan dan spontan, relatif kurang terstruktur, demikian pula halnya
dengan umpan balik yang dapat diterima dengan segera. Dalam tataran
antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan
komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator
dan komunikan relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog, walaupun dalam
konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yang mendominasi
percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di antara tataran
komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat
mempengaruhi langsung tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya, memanfaatkan
pesan verbal dan nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya
apabila didapat umpan balik negatif.
3.
Komunikasi Kelompok (group
communications)
Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang,
cenderung dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi
kelompok saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai
komunikasi publik. Jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok,
besar atau kecilnya, tidak ditentukan secara matematis, melainkan tergantung
pada ikatan emosional antar anggotanya. Dalam komunikasi kelompok, komunikator
relatif mengenal komunikan, dan demikian juga antarkomunikan. Bentuk komunikasi
kelompok kecil misalnya adalah pertemuan, rapat, dan lainlain. Komunikasi
kelompok kecil pasti melibatkan komunikasi antarpribadi, sehingga teori
komunikasi antarpribadi juga berlaku di sini. Umpan balik dapat diterima dengan
segera, menentukan penyampaian pesan berikutnya. Namun, pesan relatif lebih
terstruktur daripada komunikasi antarpribadi, bersifat formal maupun informal.
Komunikasi kelompok sering kita temui dalam keluarga, tetangga, teman dan
kerabat, atau kelompok diskusi. Komunikasi kelompok dapat terjadi di dalam
kelompok dan juga antarkelompok.
4.
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi
organisasi terjadi di dalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal
maupun informal. Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan yang
disampaikan. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi:
komunikasi ke atas, ke bawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi informal
adalah yang terjadi di luar struktur organisasi. Karenanya, komunikasi
organisasi melibatkan komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi
intrapribadi, dan terkadang komunikasi publik juga muncul di dalamnya.
5.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak,
tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat
terhadap isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada
waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah,
radio, atau televisi. Dalam tataran komunikasi ini, komunikator dan komunikan
serta antarkomunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan
sangat heterogen. Komunikator dapat berbentuk organisasi (misal, tim redaksi,
atau LSM yang menyatakan protes terhadap sesuatu). Pesan pesannya relatif
bersifat umum, disampaikan secara serentak dan sangat terstruktur. Dalam
komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda.
Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan balik komunikan dengan segera.
Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus dilakukan survei atau penelitian. Di
dalam komunikasi massa terjadi pula komunikasi organisasi, komunikasi kelompok
besar atau pun kecil, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.
6.
Komunikasi Antarbudaya (intercultural
communication)
Komunikasi antarbudaya terjadi apabila sebuah pesan (message)
yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk
konsumsi anggota dari budaya yang lain.
Definisi lain bahwa proses komunikasi antarbudaya merupakan
interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi
yang ada mengenai komunikasi antarbudaya menyatakan bahwa komunikasi
antarbudaya terjadi apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut
sedang melaksanakan proses komunikasi.
Artikelnya bagus, izin copas ya untuk tugas
BalasHapusizin share ya kak. makasih
BalasHapus